nusakini.com-- Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) terus berkembang hingga menjadi lembaga pendidikan unggulan dan pilihan. Berawal dari hanya tiga MAN IC, di Serpong, Gorontalo, dan Jambi, antusiasme masyarakat dan sinergi Kementerian Agama dengan pimpinan daerah kini berhasil menghadirkan MAN IC di 17 daerah. 

Masing-masing MAN IC kini mulai bergeliat untuk memberikan pendidikan terbaik bagi putera daerah dan masyarakat sekitar. Tidak terkecuali MAN IC Siak. Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan mengatakan bahwa MAN IC Siak hadir dengan menawarkan perubahan paradigma pengembangan pendidikan untuk menyiapkan generasi muda yang kritis, dinamis, serta inovatif yang dibarengi dengan konsistensi terhadap nilai-nilai keislaman. 

Menurutnya, Kabupaten Siak merupakan kota kaya akan sumber daya alam dan terus berkembang sebagai kota industri. Untuk itu diperlukan perubahan paradigma berfikir dalam mengelola dan mengembangkan lembaga pendidikan yang mampu mengemban amanah dengan baik. 

"Para pemimpin di masa mendatang termasuk di Siak mempunyai tugas yang tidak ringan, karena status kabupaten tersebut sebagai penghasil sumber daya alam (SDA) mengarah pada daerah insdustri," kata M. Nur Kholis saat berkunjung ke MAN IC Siak Riau, Jumat (22/7). 

"Akhlakul karimah menjadi wujud nyata dari konsistensi menyiapkan generasi muda yang pada gilirannya mampu menjadi pengawas melekat dalam kiprah apapun yang mereka jalani di masa mendatang," tambahnya. 

M. Nur Kholis Setiawan melakukan kunjungan kerja ke MAN IC Siak, bersamaan dengan acara memperingati hari lingkungan hidup yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden HM. Yusuf Kalla di Provinsi Riau. Hadir dalam kunjungan ini, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau, Kabid Pendidikan Madrasah, Kasi Penmad Siak dan seluruh siswa dan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) MAN IC Siak. 

Kepada para peserta didik, serta tenaga pendidik dan kependidikan MAN IC Siak, M. Nur Kholis mengingatkan pentingnya bekal kapasitas yang sesuai kebutuhan pasar bebas. Menurutnya, lulusan MAN IC harus bisa bersaing dan menjadi pemain di era pergerakan dunia menuju pasar tunggal (single market), dan tidak sekedar menjadi penonton. Untuk itu, lanjut Nur Kholis, setidaknya dibutuhkan tiga hal pokok, yaitu: connected, compete dan colaborate. Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI mengurus logistik, teman-teman yang di MAN IC mengurus logika. "Logistik tanpa logika mubazir, logika tanpa logistik tidak akan jalan," tuturnya. 

Pada kesempatan itu, dilakukan juga penanaman pohon Matoa di lingkungan area MAN IC Siak agar nantinya madrasah ini tumbuh hijau, sejuk sehingga menambah kenyamanan belajar para peserta didik. MAN IC Siak sudah beroperasi sejak tahun pelajaran 2015. Kepala MAN IC Siak Hayatirruh mengatakan bahwa ada 84 siswa yang belajar di madrasah ini pada tahun pertama. "Untuk tahun ini, MAN IC Siak menerima 96 siswa," jelasnya. 

Menurut Hayatirruh, beberapa program unggulan MAN IC Siak adalah penguatan sains, bahasa asing, dan keasramaan. Selama di asrama, para siswa juga belajar kitab kuning dan pemahaman agama yang cukup. Selain itu juga ada program tahfidz Al Quran. 

Meski baru beroperasi setahun yang lalu, sejumlah prestasi sudah diraih siswa MAN IC Siak. Tujuh siswa MAN IC Siak telah mewakili Provinsi Riau pada ajang OSN 2015 di Palembang. Nasyid MAN IC Siak (Mawza) juga pernah meraih juara 2 dalam perlombaan nasyid se-Kabupaten Siak. Menurut Hayatirruh, prestasi yang dicapai meningkatkan antusiasme masyarakat hingga tahun ini seluruh Kabupaten di Riau ada perwakilan siswanya yang belajar di MAN IC Siak, kecuali dari Kab. Kuansing. 

"Pemda Siak juga terus berkomitmen untuk memberikan beasiswa kepada para peserta didik yang berasal dari Kab. Siak. Kalau tahun lalu berjumlah 62 siswa, tahun ini ada 51 anak," jelas Hayatirruh yang lulusan S2 Amerika.(p/ab)